Header Ads

Musibah Buat Kita, Rezeki Buat banyak Orang


Teman saya dulu pernah bilang, "kita hidup diatas penderitaan orang lain, itu pasti". Awalnya saya tidak setuju dengan statemen tersebut. 
Awalnya Saya tidak setuju dengan statement tersebut, tetapi setelah melihat atau mengalami, baru saya setuju dengan pernyataan dia. Misalnya hari ini apa yang saya alami persis seperti yang disampaikan teman tadi. Dari semalam, saya sudah merencanakan kegiatan-kegiatan yang ingin saya lakukan hari ini, mulai dari membimbing mahasiswa, menulis laporan penelitian, membalas email satu persatu dan sebagainya. Saya sudah list detail kegiatan apa saja kegiatan yang ingin saya lakukan dari jam 9 pagi hingga jam 6 sore. Tetapi begitu tiba di kantor jam 9 pagi, istri menelpon. Katanya motornya mogok di jalan dan dia tidak tahu harus berbuat apa, karena memang tidak terbiasa dengan hal tersebut. Laptop yang baru saja saya buka harus saya tutup kembali dan memesan go-jek untuk pergi ke tempat istri yang motornya mogok. Setelah tiba disana, saya harus mendorong motor ke bengkel untuk diperbaiki. Istri saya harus naik becak ke kantor. Setelah motornya bisa hidup dan membayar ongkos 25 ribu rupiah, saya membawa motor kembali ke bengkel langganan untuk diperiksa lebih lengkap.  Kemudian saya harus kembali ke kantor dengan memesan ojek. Sambil menunggu objek datang, saya duduk di warung kopi dan pesan minum seperti biasa. Ojek tiba saya kembali diantar ke kantor. Tiba di kantor perut sudah keroncongan karena jam hampir jam 12 siang, saya pun memesan makanan secara online. Sementara itu istri saya harus pulang ke rumah dengan go-car. 




Dari kejadian ini, coba lihat Berapa banyak rezeki yang harus atau terpaksa kami bagi dengan orang lain, hanya karena istri saya mogok motornya. Pertama gojek yang mengantarkan dari kantor ke tempat istri mogok, charge-nya 12.000 rupiah. Kemudian istri harus ke kantor pakai becak, biayanya sekitar Rp10.000. Kemudian di servis motor pertama saya harus mengeluarkan Rp25.000 untuk yang kedua tidak usah kita hitung dulu. Kemudian sambil nunggu gojek datang, saya minum Teh dingin dan harganya Rp5.000.  Biaya go-jek dari bengkel balikke kantor Rp9.000.  Saya pesan makanan setelah tiba di kantor Rp35.000.  Biaya istri pulang dari kantor ke rumah sekitar Rp25.000.  Hingga kini ada Rp121.000 yang sudah kami keluarkan, dan setidaknya ada 6 orang yang yang menerima rezeki dari kejadian ini. 4 orang go-jek 1 orang sopir becak, dan 1 orang bengkel.  Dan itulah rezeki yang sudah diatur sama Allah. Oke saya rasa Sekian dulu karena makanannya sudah tiba karena tulisan ini memang ditulis sambil nunggu makanannya tiba. Makasih sudah membaca.


2 comments:

Powered by Blogger.