Header Ads

Pengalaman Terbang Dengan China Southern Airlines: Cukup Sekali dan Gak Mau Ulang Lagi


Murah, itulah alasan utama saya memutuskan untuk terbang dengan China Southern Airlines (CSA). Dan sepertinya, itulah kali pertama dan kali terakhir saya akan terbang dengan maskapai China ini. Kecuali kalau sangat terpaksa, baik karena harga atau sebab lainnya, saya baru akan kembali terbang dengan mereka. Pengalaman terbang kemarin sudah cukup membuat saya "trauma" dengan pelayanan yang ada didalam pesawat ini. Sebelum bicara tentang plus minusnya, saya cerita sedikit alasan kenapa saya putuskan naik pesawat ini saat terbang dari Berlin ke Kuala Lumpur kemarin.

Ceritanya saya kan mau pulang ke Aceh, dan seperti biasa saya selalu pulang lewat kuala lumpur, tidak ke Jakarta karena memang bakal kejauhan. Dari KL saya tinggal sambung pakai AirAsia yang tiap harinya memang terbang ke BTJ, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Pulang dari Eropa via KL juga biasanya lebih murah dibandingkan via CGK, dari jarak saja kan emang lebih jauk CGK dibandingkan KUL, jadi wajarlah kalau lebih murah. Nah, waktu pulang kemarin, saya coba cari penerbangan yang paling murah via mesin pencari tiket murah seperti momondo, kayak, dan skyscanner. Dari semua maskapai yang ada, dan dari semua kota di Jerman, yang muncul selalu China Southern yang paling murah. Bahkan ketika tanggal dan bulannya saya ganti, tetap saja mereka yang paling atas munculnya, karena memang sudah saya set untuk munculin yang paling murah duluan. Apa mereka lagi banting harga gila-gila-an ya? Hanya mereka yang tahu. Oh iya, ini murah kalua beli di agen tiket online ya, kalau beli di website maskapainya langsung juga lumayan mahal.

Karena penasaran dengan harga yang cukup murah (330 euro sekali jalan), saya putuskan untuk naik maskapai ini, meski saat saya cerita ke kawan kalau pulang kali ini saya naik pesawat China, dianya langsung ketawa, “serius bang? biasanya kan pakai emirates atau Turkish?” tanya dia. Benar memang, saya biasaya pulang dengan emirates dari Hamburg, harganya juga cukup terjangkau, sekitar 500 euro PP, tapi kali ini emirates lagi mahal, sekali jalan saja hamper 500, kalau PP diatas 600. Maskapai lain seperti Turkish, Ettihad dan Qatar yang semuanya pernah saya naikin, juga lagi mahal-mahalnya. Jadinya saya pasrah saja ketika pesan tiket China ini.


Dan setelah saya pesan, uang 330 euro dipotong dari rekening saya, yang berarti transaksi berhasil, beberapa saat kemudian, nomor booking dikirim ke email saya, sedangkan tiket elektronik katanya dikirim setelah beberapa hari, tak masalah pikir saya, toh terbangnya masih sebulan lagi. Dan setelah elektronik tiketnya dikirim, saya coba pilih kursi dan pilih makanan, karena memang diwebsitenya katanya bias dilakukan, berkali –kali saya coba, yang muncul selalu eror. Hampir tiap hari iseng saya coba, yang muncul selalu eror, yasudahlah. Baru pas sehari sebelum terbang, saya berhasil log in dengan kode e-ticket, dan herannya saya malah dialihkan ke website KLM untuk onlice check-in dan milih nomor kursi, sedangkan makanan tidak bisa dipilih, hek deh.

Oh ya, CSA ini selain satu team dengan KLM di skyteam (Garuda juga di tim ini kan´?) dia juga code share dengan KLM, jadi mungkin cara ini bisa saja dilakukan, lagian dari Berlin ke Amsterdam, saya bakal naik KLM kok. Masalahnya adalah, jika KLM memberikan bagasi gratis hingga 30 Kg, CSA hanya ngasi 23 Kg, trus barang ke kabin kalau KLM bisa sampe 10 atau 12 Kg gitu, CSA hanya ngasi 5 Kg saja, what??, laptop sama kamera DSLR saja udah lebih segitu, belum lagi dokumen penting? Tapi karena saya sudah terlanjur pesan, ya sudahlah. Awalnya saya hanya mau bawa tas kecil yang kurang 5 KG, tapi pas mau ke bandara, saya nekat bawa reisekoffer kabin yang beratnya lebih 10 Kg, nekat saja, lagian saya kan naik KLM, pikir saya. Dan benar, ketika check in di counter KLM, si bapak itu biasa aja saat liat bagasi saya sekitar 22 KG dan tas kabin sekitar 12 KG, mungkin dia pikir karena naik KLM kali ya? Alhamdulillah, lolos.

KLM yang saya naiki dari Tegel ke Schipol
Setelah check in, langsung masuk ke ruang tunggu, penerbangan pertama pakai pesawat KLM Boeing 737-700, baru pertama kali saya naik pesawat tipe ini. Penerbanngannya biasa saja, ada rotinya, penumpangnya hampir penuh dan sekitar 1 jam 30 menit kita mendarat di Schipol dengan nyaman. Video landing dan take off bisa di tonton disini.

Sekitar 2 jam transit, baru naik naik pesawat CSA, mereka pakai Airbus A330-200 untuk penerbangan dari Amsterdam ke GuangZhou sekitar 12 jam ini. Dari luar saya sempat foto pesawatnya, sedangkan didalam baru naik udah disuruh matikan perangkat elektornik, katanya ini berdasarkan peraturan penerbangan negara China. Jadinya gak bisa foto-foto lagi deh.

Oh ya, penerbangannya lumayan smooth, gak ada tubulance yang berarti, tapi karena gak bisa buka peralatan elektronik, jadinya sangat membosankan, mana saya udah siapin bacaan di tablet, gak bawa buku bacaan, film di AVOD juga biasa-biasa saja, jadinya waktu 12 jam terbang ini saya pakai untuk tidur dan melamun, sambal sekali-kali lirik ke monitor di depan.

Hal yang menarik lagi, waktu mau nawarin makanan dan minum, beberapa kali pramugarinya menyapa saya dalam Bahasa China, apa saya dikira orang china ya? Masalahnya bukan cuma satu orang, tapi orang yang berbeda tetap nyapa dalam Bahasa china ke saya, Saya jadi penasaran emang ada orang china yang mata sipit tapi kulit itam kayak saya? Kalau ada kasi tau, mau saya ajak foto bareng, hehe.
Bandara di China

Tiba di Guangzhou, saya takjub juga dengan bangunan bandaranya, lumayan luas, tapi belanjaan tax free nya tetap mahal, padahal saya berharap ada barang elektronik murah seharga yang biasa kita beli di ebay, tapi ini gak ada. Penerbangan selanjutnya masih dengan pesawat CSA, dan kali ini kembali naik Boeing 737-700, hingga ke Kuala Lumpur. Tiba di KL sudah sore, jadinya saya harus menginap semalam, karena pesawat Airasia yang akan membawa saya kembali ke Tanoeh Aceh baru terbang esok pagi. Disini bandara KUL ini, tepatnya KLIA2, saya menginap didalam kontainer, nah bagaimana serunya tidur dalam kontainer ini? Nantikan cerita selanjutnya.

Oh ya, berikut adalah plus minum pesawat China Southern Airlines berdasarkan pengalaman saya kemarin.

Plusnya
  • Harga tiketnya murah, tapi kayaknya ini seasonal, atau pas mereka lagi promo saja?
  •  Tempat duduk nyaman dan lapang, atau ini hanya saya yang beruntung? Karena dibelakang saya liat jarak antar kursi lumayan berdekatan.
Minusnya
  • Website susah diakses, malah tidak bisa sama sekali, waktu mau online checke in, saya malah dialihkan ke website KLM, emang sih mereka masuk code share skyteam.
  • Makanan gak bisa dipilih sebelum terbang, websitenya saja gak bisa diakses kan?
  • Kursi hanya bisa dipilih menjelang terbang, itupun websitenya suka henk gitu
  • Makanan onboard standar sekali, pilihannya sedikit dan ada babinya, tidak ada makanan halal atau versi vegetarian. Buat muslim traveller harus sangat hati-hati.
  • Film di AVOD ada yang baru, tapi sangat terbatas, banyak film  china malah.
  • Dan yang paling menyiksan, Selama terbang gak boleh buka peralatan eletronik, hape yang di set mode pesawat saja gak boleh, jadi kalau gak bawa buku atau gak sanggup nonton film yang ada di AVOD mereka, selamat berbosan ria lah.
  • Laptop juga gak boleh buka, eh ini termasuk peralatan elektronik ya?
  • Cara pramugarinya nyapa kadang suka gak ramah gitu, jutek lah bahasa kita, walau gak semua, parahnya lagi Bahasa inggris mereka pas pasan, saya suka gak ngerti mereka ngomong apa, (atau english saya yang declined?

S    Sebenarnya banyak lagi pengalaman kurang enak saat naik maskapai ini, tapi dengan harga yang saya bayar, itu terbayarkan lah, setidaknya saya sampai ketujuan dengan waktu yang tepat dan selamat.

Nah, bagaiaman pengalaman saya terbang dengan Maskapai Terbaik Dunis, Qatar Airlines? Silakan baca disini: Pengalaman Terbang dengan Qatar.


S  Sekian dulu.



5 comments:

  1. video take off dan landing KLM tidak diupload ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak bisa buka gadgets dalam maskapai ini, jangankan untuk rekam, baru keluarin perangkat elektronik saja udah langsung ditegur sama pramugarinya.

      Delete
  2. Ini adalah airlines paling buruk yang pernah saya beli. Harusnya ini standarnya di bawah low cost airlines

    ReplyDelete
  3. saya ke Guang zhou pernah naik CS airline ini ada keperluan ke Sun Yat Sen Memorial Hospital, CSA ini full service, sky team, mmg benar makanannya tidak sesuai dengan lidah kita, flight lebih dari 6 jam dari jakarta membosankan karena pesawatnya narrow body (airbus a320), saat itu saya berharap spt terbang sebelumnya dengan china airline dari KL, pesawatnya airbus 330, syukurlah saya tipe penidur kalo long flight, saya juga kurang suka masakan CSA karena makanan ori china bagian selatan, kalo makanan cina bagian utara, guangzhou, senzhen, jauh lebih enak (hampir sama dengan masakan cina di indonesia), pengalaman saya tabiat warga cina mmg jutek, wajarlah pramugarinya jutek, kalo ke cina hal ini biasa, jutek dan tukang ngomel2, nggak ada senyum2. yang penting bagi saya pesawatnya aman, dan yang lebih penting lagi harganya jauh murah dibandingkan maskapai lain.. jakarta guangzhou PP hanya 3,6 juta saja (maskapai full service).

    ReplyDelete

Powered by Blogger.