Header Ads

Pengalaman Terbang Dengan Saudia Airlines: Tidak Sejelek Yang Diceritakan!



Saudia lagi naikin penumpang

Sebelum memilih terbang dengan saudia, saya sempat khawatir dengan pelayanan yang akan saya dapat selama pernerbangan, secara maskapai ini lumayan punya rating yang kurang baik diantara travel blogger yang pernah menggunakan maskapai ini. Komentar ini saya dapatkatkan umumnya dari blog pribadi atau dari website travelling seperti lonely planet atau tripadvisor. Walau memang ada juga yang mengaku lumayan puas dengan maskapai ini.

Ruang Tunggu Bandara
Sebelum menceritakan bagaimana pengalaman setelah naik kedalam kabin, makanan, layanan, seat dan sebagainya, saya cerita dulu kenapa sampai memilih saudi, padahal sebelumnya kan saya udah sering terbang bolah balik Kuala Lumpur - Hamburg dengan Emirates, terbang ke Kanada dengan KLM, terbang ke Berlin via Turki pakai maskapai terbaik Eropa, Turkish Airlines, atau mencoba naik Qatar yang jadi sponsornya Barcelona, serta yang paling parah tentunya pulang ke Indonsia pakai China Southern Airlines, dimana pengalamannya adalah yang terburuk dari seluruh maskapai yang pernah saya naiki.
Kelas Business Saudia
Alasan pertaman kenapa Saudia adalah karena memang harganya yang super murah. Ya, kali ini saya mau ke Uganda via Mesir, dan pesawat dari KL ke Mesir yang paling murah waktu saya cari adalah Saudia airlines. Dan ini sangat bisa dimaklumi karena memang mereka biasanya selalu penuh dengan orang yang pergi umrah, dan bisa banting harga untuk mereka yang mau transit lama di Jeddah. Jadi beda jauh dengan Emirates yang banting harga karena bagasinya sudah penuh dengan kargo, jadi bisa nurunin harga buat pax. Setidaknya begitulah jawaban yang pernah saya dapat di forum saat saya penasaran kenapa Emirates senang sekali ngasi harga spesial.

Penumpang Saudia Umumnya Jamaah Umrah
Baik, dari Banda Aceh, via Sultan Iskandar Muda Internasional Airport, saya naik AirAsia AK422. Sebenarnya kalau hari kamis ada dua penerbangan, pagi dan siang, tapi saya memutuskan untuk ambil yang pagi, karena kalau ambil yang siang beresiko tidak terkejar pesawat Saudianya, yang memang berangkat jam 5.50 sore. Jam 5.10 udah boarding, padahal saya baru akan tiba beberapa menit sebelumnya di KLIA2 dan butuh waktu yang cukup lama di imigrasi dan pindah ke terminal KLIA. Jadinya pilih penerbangan pagi cukup masuk akal, karena memang punya waktu yang lumayan lama untuk santai-santai di KLIA: bisa coba wisata kuliner di bandara salah satunya.

Inflight Food Saudia
Setelah transit sekitar lima jam di KLIA, kami pun siap boarding kedalam pesawat Boeing 777-300 punya Saudia sendiri. Pesawat berkapasitas hampir 400 orang ini rupanya sudah berusia sekitar lima tahun, jadinya begitu masuk kedalam, tak ada yang spesial didalamnya. Interior seadanya, kursi tipis, dan perangkat AVODnya bisa dibilang kuno. Belum lagi menu hiburan yang sangat terbatas didalamnya, hanya ada beberapa film saja. Film yang terbaru yang layak nonton hanya Bourne. Yang lainnya entahlah, sepertinya mereka memang tidak fokus kemari.

Tempat Duduk Saudia: Sempit dan Tipis
Pelayanan dari flight attendance gimana? Standart, gak jauh beda dengan yang punya China southern Airlines, tapi kebanyakan pramugarinya cewek pinoy, jadi tau sendiri lah cara mereka ngelayanin bagaimana. Datang kapan mau bagi makanan, sulit untuk senyum, kasar gitu dan kayaknya kerja gak iklas saja, tapi malas komentarin, mungkin yang jaga di bagian seat saya saja yang begitu (tapi lihat yang lain begitu juga tampilannya).

Makanan Saudia bagaimana? Lagi-lagi standar saja. Kita dikasi makan dua kali, pertama sekitar sejam setelah take off, dan yang kedua sekitar 1 jam sebelum landing, plus sekitar tiga kali mutar-mutar nawarin jus dan kopi atau the, sisanya saya tidak terlalu memperhatikan karena memilih untuk tidur. Kan ini penerbangannya malam.

Prayer Place Inside Saudia
Menu makanannya juga cukup standar, dan jujur saja kurang pas di lidah saya, lebih miilih menunya Emirates atau Turkish airlines, tapi tetap lebih baik dari menu China Southern bahkan dari menu KLM. Tapi untungnya sebagai muslim, saya gak perlu khawatir karena makanan yang disediakan oleh maskapai saudia itu semuanya halal, sama seperti yang ada di Emirates, Qatar, dan tentunya Garuda Indonesia.

Oh iya, tentang makanan dalam penerbangan Saudia ini saya coba pre-booking via website beberapa hari sebelum terbang, tapi selalu gagal. Saya hanya bisa pilih kursi, sedangkan pilihan makanan selalu muncul error, ehmm.

Transit Voucher Saudia
Plusnya karena saya transitnya sekitar tujuh jam di jeddah, begitu turun dari pesawat, kita di jemput bus dan disitu langsung dipisah antara penumpang transit dengan penumpang umrah, masing-masing dijemput bus khusus. Kami yang transit masuk dalam satu bus dan dibawa ke terminal kedatangan Internasional. Disana kita diminta boarding pass dan diberikan voucher makan malam (dinner), dan justru ini makanan yang paling enak, ini penampakannya.

Hal lain yang saya dapat dalam pesawat ada confort kit yang terdiri dari blanket dan bantal, satu kotak khusus yang terdiri dari penutup mata, penutup telinga, kaus kaki, sikat gigi dan odol. Headsetnya diberikan sedikit lama setelah take off.

Makanan yang Dibagikan Saat Transit
Jarak antar kursinya lumayan, saya duduk di kursi 47J dan cukup renggang dengan kursi di depan saya. Kalau empuknya justru kalah jauh dengan bus antar kota antar provinsi di Aceh. Eh, ini kok bandingin deruk sama boh limeng ya? Hehe

Baik, itu saja dulu pengalaman terbang dengan saudara SV835 dari KL ke Jeddah. Selanjutnya saya nunggu di bandara Jeddah beberapa jam sebelum terbang lagi ke Cairo dengan SV307. Kali ini kalau gak salah pakai Airbus330. Nantikan saja kisah selanjutnya.

17 comments:

  1. Hai. Saya sedang aim tiket Kul-Istanbul-Kul pada Disember 2017 ini, dan kedua-dua penerbangan akan transit di Jeddah selama 6 dan 4 jam untuk kedua-dua penerbangan.

    Saya tak perlukan transit visa kan, mas?
    Saya sedikit khuatir sebab akan terbang bersendirian ke sana.

    Terima kasih mas sudi membantu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak perlu mas, karena transitnya kurang dari 12 jam, kemarin saya juga sempat transit sekitar 8 jam di jeddah dan gak perlu visa.

      salam

      Delete
    2. Hai kak, mau nanya kalau transit jeddah apa perlu vaksin meningitis ya? Katanya kalau masuk negara arab perlu vaksin meningitis?

      Delete
    3. kalau transit saja di bandara gak perlu, tapi kalau masuk kedalam (melewati imigrasi), baru perlu.

      Delete
  2. Turun di klia2 itu klaim bagasi dll dulu apa langsung ke klia mas, denger2 begitu ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. harus lewat imigrasi dulu dan klaim bagasi, baru pindah ke KLIA

      Delete
    2. Oo gitu mas, saya rencana bawa dua koper, kira2 ribet ga ya? Utk check in saudi airlines di klia atau klia2?

      Delete
    3. Kalau cuma 2 koper saja, gak ribet2 kali lah. Semua penerbangan internasional dari KLIA, hanya AirAsia atau LCC lain yang di KLIA2. Kalau Saudia kan premium, jadi di KLIA check in nya.

      semoga membantu

      Delete
  3. Kalau waktu transit 7 jam apakah bisa keluar bandara? Perlu visa?

    Trims.

    ReplyDelete
  4. mau tanya,
    transit lama kira2 10 jam ada lounge ut yg long transit ga ya?
    soalnya saya cari2 info, katanya ga ada kaya kursi2 yang bisa selonjoran, tp cuman ada kursi biasa2 aja
    terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kemarin dapat kursi standar gitu, kalau lounge kayaknya enggak ada...

      Delete
  5. Kira2 kalau transit di jeddah dengan jangkan waktu 10 jam ke atas, bisa gak sih kita pergi ke mekkah dulu???

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau sudah punya visa umrah, bisa saja. tapi enggak keburu kayaknya

      Delete
  6. Kira2 kalau transit di jeddah dengan jangkan waktu 10 jam ke atas, bisa gak sih kita pergi ke mekkah dulu???

    ReplyDelete
  7. saya jadi ngeri sekali dengan membaca pengalaman orang2 yang sudah naik Saudi Arabia airlines. Rata2 mereka semua kehilangan bagasi sampai 2 bulanan dan tidak ketemu. Kenapa perusahaan penerbangan ini tidak ditutup aja dan dilarang beroperasi ya. Saya sudah beli tiket penerbangan ini dan akan terbang di bulan augustus. Saya hanya bisa berdoa saja kepada Tuhan semoga saya tidak kehilangan bagasi saya nantinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya seperti yg saya tulis, enggak seluruhnya jelek, masalah bagasi biasanya lebih ke handling di Bandara nya, bukan saja maskapai yg bertanggung jawab.

      Delete

Powered by Blogger.