Header Ads

7 Hal Yang Saya Takutkan Saat Travelling di Eropa


Bisa travelling keliling Eropa adalah hal yang pasti sangat menyenangkan. Dengan modal sebuah visa schengen, kita bisa mengunjungi lebih dari 20 negara, bisa naik pesawat, bus, kereta api, atau malah numpang ke orang lain yang berjuan sama dengan kita. Selama lebih 5 tahun tinggal di Eropa, saya sudah mengunjungi hampir semua negara Eropa Barat, khususnya yang memberikan visa schengen. Saat berkunjung ke berbagai kota di negara tersebut, banyak sekali yang yang menyenangkan yang saya jumpai. Tapi sering juga saya berhadapan dengan hal yang tidak menyenangkan, alias menakutkan. Nah, berikut adalah 7 hal yang saya takutkan saat sedang backpaking keliling Eropa.
  1. WC Tanpa Air
Ya, sejak kali pertama ke eropa tahun 2007 silam, saya sudah iklas jika harus makan makanan yang berbeda dengan kampung saya, tapi ketika mengetahui semua WC disini tidak menyediakan air untuk cebok, saya sempat stress. Apalagi untuk cebok ini diganti dengan tissue, tambah stress lagi dan ada rasa tidak tega, soalnya tisunya masih baru, bersih dan putih. Biasanya tissue seperti itu adanya di meja makan kalau di rumah saya, bukan buat cebok. Jadinya setelah itu saya siasati dengan membawa botol air mineral kemanapun saya pergi, tau kan untuk apa?

  1. Tidak ada Warung Nasi
Setiap saya berpergian keluar negeri, ada satu hal yang selalu ditanyakan orang tua saya setiap saya menelpon kerumah, "ada yang jual beras disitu?" kalau saya jawab tidak, bisa dipastikan ibu saya stress berat, mengetahui anaknya ini tidak ada makanan berupa nasi. Buat kami orang Aceh, selama ada beras, kami bisa hidup, sedang untuk memasak nasi, saya sudah diajari di pramuka dulu, mulai masak dengan kayu, pakai bambu, hingga terakhir pakai pemasak nasi elektronik, kalau ini siapa yang tak bisa kan?
  1. Tidak Ketemu Hostel Murah
Irit adalah harga setengah mati bagi backpaker, asal bisa irit, tidur dimana saja boleh. Itu juga berlaku bagi saya, pernah ketika ke Kopenhagen, hostel murah semuanya penuh, saat itu memang musim liburan, jadi sudah fully booked untuk beberapa minggu. Awalnya saya mau nebeng di rumah kenalan orang Indonesia, tapi mendadak dia harus pulang ke tanah, air, sehingga saat tiba disana, saya tidak menemukan lagi penginapan yang murah. Setelah semalam "sangat-sangat terpaksa" tidur di hotel yang lebih mahal, malam besoknya saya nekat di dapur sebuah apartement dimana seorang kawan saya tinggal disana. Kalau ini ceritanya panjang, jadi intinya kalau saat travelling itu akan menjadi scary moment ketika tidak menemukan penginapan murah atau gratis.

  1. Wifi Berbayar
Meski umumnya penginapan di Eropa memberikan akses wifi secara gratis, kadang ada juga yang harus dibayar. Nah, kalau udah berbayar, ini sudah melanggar hak asasi backpaker, karena sudah harus mengeluarkan uang yang seharusnya bisa gratisan. Sialnya, pake wifi ini suka mahal, lebih mahal dari sebotol air mineral, jadinya malas koneksi internet, gak bisa update status, gak bisa posting foto, gak bisa narsis kepada dunia dimana saat itu akyu berada.
  1. Diajak ke Bar
Hal lain yang saya takuti ketika travelling adalah ketika ada kenalan sesama backpaker yang mengajak ke bar waktu malam. Meski sebenarnya bisa menolak halus, tapi kadang harus beri alasan yang jujur, "saya muslim dan saya tidak minum alkohol". Tapi pernah waktu di Norwegia, ketika saya beritahu seperti itu kepada kenalan orang Italia, dia malah makin semangat ngajak saya ke bar, pertama dia tidak harus membayar minuman saya, kalau minum pun laling saya pesan air putih alias air keran, kedua saat dia sudah mabuk, dia bisa mengandalkan saya pulang ke penginapan. Sial, dimanfaatken!
  1. Kehabisan Uang
Untuk menjadi backpaker sejati, ada satu hal yang wajib dimiliki, perhitungan. Meskin ada backpaker yang asal pergi saja, tapi sebenarnya mereka tetap menghitung kemungkinan pengeluaran selama di perjalanan tadi. Saya termasuk yang kurang perhitungan, dan sering ketika sudah tiba di tempat, saya kehabisan uang. Hal ini pernah saya alami waktu ke London, pertama sudah harus bayar visa hampir 100 euro, kemudian tiketnya juga mahal ke London, dan saat tiba disana, saya kaget dengan begitu mahalnya harga makanan dan penginapan di ibukota Inggris raya ini. Semua kalkulasi saya salah, alhasil rencana jalan-jalan pun banyak yang harus diubah. Siapa sih yang gak takut kehabisan uang dijalan, ya tidak?

  1. Brewokan Ciuman
Nah, ini menjadi scary moment terakhir saya. Jika di Indonesia sangat jarang kita temukan orang ciuman di depan umum, di Eropa hal ini jadi barang yang biasa. Ciuman mulut ke mulut hampir tiap hari jadi pemandangan biasa, di dalam bus, metro, pedestrian, semua sama. Tapi ketika harus melihat brewok ketemu brewok, ini akan sangat menakutkan. Pernah saat pulang dari kampus, saya naik U bahn yang memang sedang penuh, maklum jam pulang kerja. Nah tetiba masuk dua orang orang tua yang brewokan, sambil bergandengan tangan mesra, dan keduanya berdiri tepat didepan saya. Awalnya biasa saja, tapi setelah kereta berjalan, mereka pun berhadapat, berpegangan tangan, dan mulailah aksi saling berbagi nafas yang luar binasa, hampir muntah seketika saya. Ampun tuan.
Itu saja dulu 7 hal yang menakutkan saat travelling di Eropa versi saya!

Baca Juga: Kesan Pertama Berkunjung ke Blang Pidie - Aceh Barat Daya

5 comments:

Powered by Blogger.