Header Ads

Ngurus Visa On Arrival Iran: Ternyata Gampang


Mendengar kata "Iran",  bagi saya yang terbayang adalah Ahmadinejad, wanita berkerudung dan sebuah negara yang serba tertutup, negara yang bagus di bidang nuklir tapi terus-terusan disangsi Barat. Berita yang kita baca bahwa Iran itu adalah negara yang tertinggal karena terus menerus di Ban Amerika dan sekutunya, negara yang tidak bersahabat pengunjung dan sebagainya. Tapi koran adalah koran, ditulis sesuai keinginan empunya koran, atau pesanan yang punya duit. Kalau ustaz somad bilang, yang benar di koran hanya dua hal, hari dan tanggal terbitnya.



Nah, karena saya tidak langsung percaya dengan berita koran yang umunya kini sudah di bekengi Barat, saya memilih untuk datang ke negaranya langsung. Sebelum kesana, memang sempat cemas karena kataya beberapa negara sudah melarang warganya untuk liburan kesana. Konon lagi sejak Iran di Ban Amerika dan sekutunya, orang luar katanya akan sangat susah saat berada di Iran, misalnya karena kita gak bisa pakai Bank, gak bisa pakai kartu kredit, dan sebagainya. Tapi saya pikir, saya kan gak punya "kartu utang", nama yang lebih tepat untuk "kartu kredit".


Sekali berdiri, dua tiga pulau terlewati, sekali ada kesempatan jalan, harus dua tiga negara dikunjungi. Beberapa bulan lalu, saat ada undangan untuk ikut pertemuan di Jerman, saya memutuskan untuk terbang via Tehran, Iran. Jika biasanya terbang langsung dari KL ke Jerman, atau negara tujuan di Eropa, kali ini saya stop dulu di Tehran. Enaknya lagi sekarang AirAsia terbang langsung dari KL ke Tehran, dengan harga yang sangat terjangkau pula.

suasana di Tehran
Jadi dari Banda Aceh, saya naik AirAsia sampai KL, dari KL naik AirAsia lagi ke Tehran. Dari Banda Aceh, saya ambil penerbangan siang, tiba di KL sore. dari KL baru jam 00.05 dini hari berangkat, dan tiba di Imam Khomaini Airport jam 12.45 dini hari juga, meski sudah terbang selama 7 jam 40 menit langsung.  Saat ini, AirAsia terbang 4 kali seminggu kesana, yaitu hari Selasa, Rabu, Kamis dan Minggu dengan waktu yang sama. Setelah penumpangnya turun, pesawat lansgung balik ke KL. Pesawatnya pakai Airbus A330 yang muat hingga 300 penumpang, kursinya lumayan, dan makanannya bisa dipesan online. Harga tiket pesawat dari KL ke Tehran berkisar dari 150 hingga 200  euro sekali jalan, sekitar 2,5 juta hingga 3 juta lah kalau dirupiahkan.


Saat check-in di KL, petugasnya sudah memastikan apakah kita punya uang dollar atau euro untuk pembelian visa di Tehran nanti. Kalau belum mending tukar rupiah atau ringgit dulu di bandara KL ke dollar atau euro (saran saya ke Euro saja, orang Iran lebih nyaman pakai Euro dibandingkan Dolar, tau sendiri kan Dolar itu punya musuh bebuyutannya).

Imigrasi Tehran Iran
Tiba di Tehran, kita bisa langsung ke bagian imigrasi untuk membeli visa, harga visa juga berbeda tergantung negara. Untuk warga Indonesia, harganya adalah 45 euro atau sekitar 600 ribuah lah, tapi ngantrinya lama, bisa sampai dua jam tergantungnya banyaknya penumpang yang tiba pada saat bersamaan. Untuk Apply VoA Iran ini, kita diberikan form yang harus diisi, trus punya bukti booking hotel atau hostel. Jadi sebelum kesana, booking saja hostelnya dulu, terus jangan lupa ditulis alamat dan nomor telponnya, karen itu yang diminta petugas imigrasi. Setelah form diisi dan uang visa dibayar diloket sebelahnya, kita nunggu lagi pasport kita ditempelin visa, dan kalau sudah ada, tinggal melengganglah, ambil bagasi.


Uang yang harus dibayar untuk VoA Iran bagi WNI
Nah, itu saja dulu ceritanya gimana cara dapat visa on arrival di Tehran, Iran. Untuk cerita bagaimana cara murah menuju ke kota dari bandara, dan ngapain saja selama di Tehran, tunggu saja cerita selanjutnya.

4 comments:

  1. Wuih keren ya pemandangan di Teheran ini. Salam kenal.

    salam,
    http://alrisblog.wordpress.com

    ReplyDelete
  2. Wah keren! Boleh juga nih jadi alternatif tujuan wisata.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.