Persiapan Terbang ke Kairo – Mesir
Akhirnya, sampai juga di Cairo,
kota yang saya idam-idamkan sejak SMP dulu. Iya, dulu saya pingin sekali kuliah
di Al-Azhar, secara tiap hari dengar cerita betapa hebatnya universitas ini.
Tapi apa daya, begitu lulus orang tua maunya lain, jadinya sebagai anak pertama
ya gak bisa nolak maunya orang tua. Cita-cita yang sudah di pendam terpaksa di
hilangkan, ganti ke cita-cita lain. Dan walau gagal kuliah disini, hasrat untuk
ke mesir begitu menggebu, bahkan ketika banyak lorong di bergai sudut negara di
Eropa sudah pernah saya jelajahi, list “Kairo” belum terconteng, yang berarti
suatu saat, saya memang harus kemari.
Gayung pun bersambut, beberapa
bulan lalu saya dapat email dari seraong kawan untuk hadir di sebuah acara
ilmiah yang dibuat kampus tempat saya kuliah dulu di Berlin. Seluruh biaya
transportasi di tanggung, pun begitu dengan penginapan. Tiket pesawat bisa cari
sendiri, nanti direimburs, begitu bunyi pesannya. Dan Acaranya ini bukan dilaksanakan
di Berlin, melainkan di Uganda, sebuah negara di Afrika. Jelas saja kabar
tarakhir ini ada baik dan buruknya, baiknya ya saya belum pernag ke Uganda,
jadi bisa sekalian jalan-jalan kesana, buruknya, ini negara kan masih “bekas”
perang, jadinya ya ada was-was juga. Tapi setelah baca kesana kemari, dan
negaranya cukup aman, sayapun memutuskan untuk ikut acara ini.
Setelah konfirm ikut, langkan
selanjutnya adalah cari informasi tentang visa, awalnya katanya untuk warga Indonesia visa Uganda bisa
diperoleh on arrival, tapi sejak awal tahun ini visa Uganda bisa dia apply
secara online, dengan mengupload pasport dan bukti vaksi yellow fever. Nah, apa
lagi ini yellow fewer? Ini ternyata penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, dan
sekitar 90% kasusnya ada di Afrika, termasuk Uganda, jadinya sebagai warga
Indonesia ya kurang familiar dengan penyakit ini. Untungya kita bisa dapat
vaksin yellow fever ini di kantor kesehatan pelabuhan yang ada di kota kita
tinggal, bagaimana cara memperolehnya? Silakan baca: Cara memperoleh vaksin meningitis dan Yellow Fever
Setelah vaksin diperoleh, langkah
selanjutnya tentu mendaftar visa online. Visa online ke Uganda bisa didaftar lewat website ini: Aplikasi Visa Uganda. Syarat untuk dapat visa ini tentu
harus punya tiket. Jadinya saya searching lagi, cari tiket yang paling murah di
search engine tiket pesawat seperti momondo, wego, skyscanner, nusatrip hingga
traveloka. Setelah banding-banding harga, saya putuskan untuk terbang via Kuala
lumpur, karena via Jakarta cukup mahal. dan belinya via salah dua website diatas (sorri gak disebutin karena gak disponsori:)). Jadi trip nya adalah Banda Aceh – Kuala
Lumpur – Cairo – Uganda. Kalau dari Banda Aceh ke KL, gak ada yang perlu kita
khawatirkan, karena sesama warga negara ASEAN, kita besa melangkah. Nah, dari
KL ke Cairo, saya harus punya visa mesir. Setelah cari kesana kemari, ada tiga
cara yang mungkin untuk memperoleh visa mesir, lengkapnya silakan dibaca
disini: Cara Gampang memperoleh Visa Mesir tanpa Harus Ke Kedutaan.
Sambil menunggu visa mesir datang, saya bisa langsung
apply visa uganda secara online, dan setelah beberapa hari, saya cek progresnya
dan ternyata sudah di approve. Setelah visa mesir didapat, langkah selanjutnya
ya menunggu waktu terbang saja. Baca selanjutnya: terbang dengan Airbus A230
AirAsia Banda Aceh (BTJ) ke Kuala Lumpur (KLIA2)
Post a Comment