Tips Kerja Paruh Waktu di Jerman
Belajar di Jerman bisa dibilang kesempatan langka, tidak hanya bagi
anak anak Indonesia, tetapi juga bagi banyak orang di seluruh dunia. Meski tiap
tahun Jerman kedatangan puluhan ribu calon mahassiwa internasional, hanya
sebagian dari mereka yang dapat tempat di universitas, apalagi yang berhasil
lulus dengan selamat. Dari Indonesia sendiri, ada ribuan yang datang untuk
belajar di negaranya Angela Merkel ini, ada yang mengambil master, doktoral,
dan yang paling banyak tentu tingkat sarjana. Kali ini saya tidak akan
bercerita bagaimana cara atau tips bisa lulus studkol (studenkolleg) atau bisa
survive kuliah di Jerman, tetapi bagaimana bisa survive dari segi keuangan.
Lebih tepatnya, tulisan ini khusus buat mereka yang butung uang tambahan untuk
biaya hidup selama di Jerman, jadi tidak berlaku untuk mereka yang mendapatkan
beasiswa full dari orang tua.
Untuk diketahui bahwa kuliah di jerman di hampir semua universitas
adalah gratis tis tis, tidak ada uang yang harus di bayarkan selain biaya
transport yang biasanya masuk dalam biaya matrikulasi. Jumlahnya pun sangat
terjangkau, jauh lebih murah dari biaya SPP uni uni terkenal di Indonesia. Uang
paling banyak habis untuk sewa rumah dan makan. Kalau mau tinggal di asrama
mahasiswa dan mau masak sendiri, biayanya bisa lebih murah, dan ini sangat
tergantung kota. Jerman bagian barat umumnya lebih mahal, Munich misalnya
termasuk yang paling mahal biaya hidupnya, sedangkan Jerman bagian timur
umumnya lebih terhangkau. Berlin yang terletak di bagian timur terkenal cukup
terjangkau biaya hidupnya.
Nah, cara memperoleh biaya hidup ini adalah dengan bekerja paruh
waktu. Kerjanya bisa pagi, sore atau malam, waktu tak ada kuliah. Kerjanya bisa
langsung ke pemberi kerja, misalnya di restoran, perusahaan, parbrik dan
sebagainya. Kalau mau lebih gampang, tinggal daftar ke agensi kerja khusus
untuk mahasiswa. Hampir setiap kota (besar) agensi ini bisa ditemukan,
gampangnta ya tinggal googling saja.
Nah, untuk daftar di agensi ini, mahasiswa (atau calon mahasiswa,
yang sedang studkol) bisa mendaftar langsung ke agensi ini, bisa online, bisa
juga langsung ke kantornya. Biasa syaratnya tentu punya izin tinggal, bisa
berupa visa belajar, visa les bahasa juga mau diterima di beberapa agensi.
Selain itu punya tempat tinggal, angemeldet lah bahasa Jermannya. Trus punya
rekening bank Jerman, dan yang paling penting punya asuransi. Nomor pajak dan
nomor renteversicherung juga biasanya wajib dilampirkan. Satu lagi yang paling
penting, biasanya mereka minta yang Gut Deutsche, minimal udah B1 lah. Kalau
masih A1 ya paling Cuma bisa untuk beli kebab, ya kan? Nah, kalau semua syarat
diatas sudah punya, dijamin gampang deh dapat kerja.
Kerja paruh waktu untuk mahasiswa banyak sekali jenisnya, mulai dari
kerja di pabrik, kerja di hotel, restoran atau kerja di kantoran. Kalau di
pabrik ya kerja kayak buruh pabrik lah, tergantung jenis pabrik nya. Kalau
pabrik coklat ya packing-packing coklat yang mau dijual, kalau pabrik mobil
bisa saja disuruh bersihin pabriknya :). Kalau di hotel juga sering jadi tenaga
reinigung, alias bersih-bersih kamar hotel, jadi jangan harap jadi mbak-mbak
yang berdiri di front desk ya.
Kalau di restoran bisa jadi asisten tukang masak, bisa jadi juga
untuk ngangkat-ngangkat makanan ke pelanggan, atau juga jadi tukang
bersih-bersih pas restorannya tutup. Sedangkan kalau kerja di kantoran ya
tergantung luck juga, bisa sebagai tukang foto kopi, tukang angkat-angkat, atau
disuruh entry data ini itu lah ke komputer, banyak lah jenis nya.
Nah, kalau masalah berat atau tidak, saya rasa semua pekerjaan itu
akan ringan jika dikerjakan dengan iklas, jadi kamu gak usah khawatir, mereka
yang ngasi kerja juga udah mikir, kira-kira kerjaan gini sanggup tidak
dikerjakan oleh kamu yang seorang mahasiswa, itu saja.
Baca Juga: 7 hal yang saya takutkan saat keliling Eropa
Baca Juga: 7 hal yang saya takutkan saat keliling Eropa
bereh lah...
ReplyDeletemakasih
Delete