Header Ads

Lamaran Pekerjaan Yang Terpaksa Ditolak


Dalam dua bulan terakhir, saya dua kali membuka lowongan perkerjaan. Pertama saat butuh  enumerator untuk sebuah survey, dan yang kedua saat buat lowongan untuk posisi asisten penelitian. Ya, tim riset kami dapat hibah dana penelitian dari sebuah organisasi internasional, yang nominalnya cukup untuk memperkerjakan seorang asisten untuk dua tahun, karena memang proyek risetnya emang dua tahun.

Disini saya enggak mau cerita tentang riset itu sendiri, tapi tentang aneh-anehnya pelamar perkejaan yang saya iklankan lewat media sosial. Pertama, saat saya membuka lowongan enumerator, walau butuh cuma 5 orang, ada 40 orang yang mengirim aplikasi via email, karena memang saya meminta via email, jadi deadlinenya bisa jelas dan enggak ribet. Karena yang lamar cukup banyak, jadinya enggak tega nolak, akhirnya saya terima 10 orang, untungnya riset bisa lebih cepat, ruginya kalau 10 orang, menyamakan persepsi untuk semua enumerator sangat butuh waktu dan menantang. Tapi sekali lagi, enggak tega nolak karena memang aplikasinya lumayan, jadilah diterima.

Nah, dari 40 aplikan tersebut, email yang masuk ke saya lumayan mengundang tawa, meski enggak sampe guling-guling apalagi salto ke belakang. Ada yang ngirim email kosong, cuma tulis judulnya saja; ada yang kirim lampiran (berupa CV), lagi-lagi emailmnya kosong, irit banget ini orang; ada yang ngirim konten di body email, tapi enggak ada lampiran; ada yang lampirannya CV saja, letter of interestnya enggak ada; ada yang sebutnya ada letter of interest dan CV, tapi lampirannya kosong; dan sebagainya lah. Pokoknya hanya sebagian kecil yang layak diperimbangkan, dan yang layak tersebut akhirnya saya telpon untuk wawancara.

Waktu nerima lowongan riset asisten, saya buat pengumunannya dalam bahasa Inggris, semua persyaratan saya sebut disana, termasuk si aplikan harus bisa bahasa Inggris aktif, karena selain sama saya juga akan di interview via skype oleh tim riset lain di Eropa sana. Anehnya, udah kita buat pengumuman begitu, ada juga yang lamar pakai bahasa Indonesia, bahkan ada yang ngirim email plus lampiran, tanpa sepatah katapun di body emailnya, ini orang ngerti cara lamar pekerjaan tidak sih?
Yang paling parah, ada yang nulis gini:
"mama saya polan binti polen" plus semua gelar yang dia punya; Lha, yang butuh emak kamu siapa? salah tulis nama jadi mama? entah lah. Yang pasti itu orang enggak lengkap aplikasinya.

Well, kesimpulannya, kalau ada pertanyaan kenapa banyak lulusan (kita) yang enggak dapat pekerjaan, itu karena memang enggak tahu cara ngirim aplikasi kerja. Dan ini entah salah kampusnya dulu yang enggak ngajarin cara buat aplikasi kerja yang benar, atau memang orangnya yang sibuk sama filem korea, sehingga enggak sempat baca cara buat aplikasi yang benar.

Terakhir, kalau mau pingin tahu cara kirim email yang benar, termasuk email untuk mencari kerja, silakan baca disini: cara menulis email yang baik dan benar.

Sekian

2 comments:

Powered by Blogger.