Header Ads

Slubice: Wajah lain kota kecil Polandia


Suasana piala Eropa masih hangat di pertengahan bulan September 2012. Ingin rasanya menonton langsung di stadion, tapi jika harus datang langsung ke stadium di Warsawa, kondisi keuangan kami sebagai mahasiswa belum memungkinkan, walau ibukota Polandia ini relatif dekat dengan tempat kami belajar saat ini, Berlin.
Nah, pada hari Minggu, 16 September 2012, saya dan pak moes mendapat ajakan dari Pak Hizir, yang saat ini juga menjabat sebagai dekan F-MIPA unsyiah. Beliau ke Berlin dalam rangka training para dekan di ibukota Jerman ini, dan saat hari minggu tersebut tidak ada kegiatan, kami di ajak  untuk menemani beliau untuk kesana. “ka hantrok tajak u Warsawa, yang penteng trok tajak u Polan”, begitu kata beliau yang disertai senyum khas nya.
Kamera DSLR sudah full baterai, jaket juga sudah terpakai, dari tempat tinggal dierasmus straße, kami menuju ke stasiun dekat beliau menginap di Friedrichtraße Bahnhoff, dari sana kami naik RE langsung ke kota perbatasan Jerman dengan Polandia, Frakfurt oder, dengan waktu perjalanan sekitar 1 jam.
SONY DSC
Didalam kereta, banyak sekali hal yang kami diskusikan, mulai dengan masalah merosotnya  kualitas pendidikan di Aceh, masalah kelanjutan beasiswa pemda, hingga rencana penelitian.  Well, tak terasa waktu sejam sudah tiba. di Stasiun kereta kota Frakfurt oder. Dari sana kami memilih jalan kaki ke pusat kota, nampak kota ini sangat sepi, dan khas Jerman timur masih sangat terasa. Mungkin karena hari minggu, makanya sepi, tapi seorang kenalan yang pernah tinggal disana pernah bilang, bahwa ini kotanya orang tua dan memang selalu sepi, wallahu a`lam.
DSC00039 (640x428)
Tiba di Pusat kota, belum banyak toko yang buka, kami langsung belok kanan, menuju jembatan yang memisahkan kota ini dengan kota sclubice, Poland.
Di jembatan terdapat beberapa bangunan dan pembatas yang dulunya dipakai sebagai tempat pemeriksaan saat akan masuk atau keluar Jerman.  Kini bangunan ini hanya tinggal bangunan karena sejak beberapa tahun lalu Polandia dan Jerman masuk kedalam negara Schengen yang tak memerlukan lagi pemeriksaan lintas negara.
DSC00031 (640x428)
Diseberang, kami disambut dengan banyaknya iklan rokok dengan harganya yang sangat murah dibandingkan dengan Jerman. Kami terus melangkah meliwati bangunan bangunan tua yang tampak berbeda dengan bangunan di Jerman. Tulisan tulisan yang ada di pertokoan tersebut juga sangat sedikit yang bisa kami pahami, entah gimana cara bacanya dan gimana maksudnya. Di ujung jembatan juga kami temui tempat penukarang uang, jangan kaget, walau Poland sudah masuk uni eropa, negara asal ilmuan Marie Curie ini masih betah menggunakan mata uang sendiri, Zloty, belum menggunakan Euro seperti Jerman, Belanda, Perancis dsb.
Dari dekat jembatan, juga kami termui sebuah bangunan kecil bertuliskan Biblioteka, yang bisa saya pastikan itu sebuah Perpustakaan. Sayang kami tidak sempat masuk kedalam.
SONY DSC
Kami terus berjalan dan masuk kesebuah bangunan yang belakangan kami ketahui sebagai supermarket. Masuk kedalam, kami temukan begitu banyak orang Jerman yang sengaja datang ke kota kecil ini untuk belanja. Dan tahukan apa yang paling banyak mereka beli? ROKOK, ya. Slubice ibarat surga bagi para ahli hisap asal Jerman. Karena pajak rokok lebih murah di Poland dibandingkan Jerman, hal ini benar benar di manfaatkan oleh penduduk di perbatasan untuk menjual rokok. Hayeu sit.
DSC00015 (428x640)
Selesai membeli oleh-oleh, kami keliling lagi, yang kami lihat hanya bangunan yang unik dan berbeda dengan yang biasanya ada di negara Jerman, bahkan relatif berbeda dengan kota tetangga yang hanya dipisahkan oleh Jembatan di atas sungai Oder.
Capek mutar mutar, kami memutuskan untuk kembali pulang, menyebrang ke Frakfurt oder, makan kebab yang ada di persimpangan jalan, selanjutnya naik bus ke Terminal dan kembali ke Berlin.
SONY DSC
Sekian cerita Jalan-jalan hari ini, semoga berkenan Smiley mit geöffnetem Mund
Model: Pak Moeslem en Pak Hizir
Postingan Asli: 21 Februari 2013.

2 comments:

Powered by Blogger.